Pengalaman selama Mata Kuliah Jurnalisme Dakwah
Pengalaman saya selama mengikuti mata kuliah jurnalisme dakwah ada suka dan duka. Suka yang saya maksud adalah saya dapat menimba ilmu sejati dengan beberapa latihan yang diberikan oleh dosen pengampu Dr. Uwes Fatoni M.Ag. dari materi yang telah diajarkan oleh beliau. Duka yang saya maksud adalah terlalu sering memberikan tugas atau latihan kepada mahasiswa yang sebenarnya banyak menerima tugas juga dari dosen-dosen yang lain, mahasiswa merasa kewalahan oleh tugas-tugas yang diberikan oleh dosen karena terlalu banyak.
Beberapa latihan yang mungkin diberikan secara masif oleh Pak Uwes, yakni membuat opini setiap minggunya dengan dibagi beberapa kelompok. Opini ini nantinya akan dikirim ke Forum Media Indonesia dan Dakwah Pos dengan tujuan agar di post ulang oleh dua media tersebut. Tugas yang diberikan ini menurut saya telah membantu mahasiswa untuk berpikir kritis dan juga mengasah pola pikir. Dengan adanya tugas opini, mau tidak mau mahasiswa dituntut untuk berpikir mengenai tema yang telah ditentukan oleh Forum Media Indonesia yang relate dengan berita hari ini. Misalnya tema yang telah ditentukan oleh Forum Media Indonesia adalah “Vaksinasi Covid-19 apakah masyarakat harus khawatir?”. Nanti mahasiswa dituntut untuk membuat opini mengenai tema yang telah diusung oleh Forum Media Indonesia dengan judul yang beraneka ragam.
Mata Kuliah Jurnalisme Dakwah ini menurut saya sangat membantu mahasiswa untuk menjadi mahasiswa sesungguhnya, yakni berpikir kritis dan terasah pola pikirnya. Dengan beberapa sub-materi yang diberikan dalam mata kuliah ini worth it dengan era sekarang. Dengan adanya mata kuliah ini membantu mahasiswa untuk menghadapi statement sosial yang menyerang dirinya. Mahasiswa bisa lebih siap dalam menghadapi berbagai situasi media yang sedang hangat.
Jurnalisme Dakwah mengajarkan mahasiswa untuk tidak gagap teknologi. Teknologi bisa dijadikan ajang dakwah bagi para da’i dalam menyiarkan syiar agama. Mahasiswa islam jangan sampai kalah dalam berlomba-lomba memberikan argumen sosial di media. Mahasiswa islam harus bisa masuk dalam pesatnya kemajuan globalisasi yang terjadi di hari ini.
Membuat berita juga pengalaman yang sangat berharga dalam belajar di mata kuliah jurnalisme dakwah ini. Bagaimana membuat berita yang benar, bagaimana membuat tumbnail yang menarik, bagaimana memposisikan beberapa angle kamera sebagai sorotan, dan masih banyak lagi yang diajarkan dalam mata kuliah jurnalisme dakwah mengenai berita.
Mengikuti lomba pidato adalah pengalaman berharga juga dalam mengikuti mata kuliah jurnalisme dakwah. Lomba pidato yang dianjurkan oleh dosen pengampu dari salah satu instansi islam yang mengadakan lomba pidato. Dengan adanya tekanan seperti ini mahasiswa menjadi maju dalam segi pengetahuan dan juga berbicara di depan umum. Bagaimana cara berbicara yang baik dan benar, bagaimana cara berbicara yang terstruktur, bagaiana cara berbicara yang sopan dan santun, dan masih banyak lagi.
Selain memberikan tugas ataupun latihan kepada mahasiswa, Pak Uwes juga tidak lupa memberikan materi secara langsung melalui google meet maupun zoom, agar mahasiswa ada gambaran yang jelas mengenai tugas-tugas yang diberikan olehnya. Karena banyak dosen yang hanya memberikan tugas, tapi tidak memberikan materi secara langsung. Mungkin menyampaikan materi hanya dalam berbentuk dokumen. Kekurangan yang saya rasakan jika hanya dalam berbentuk dokumen, tidak ada penjelasan secara mendalam mengenai metode mata kuliah yang diberikan, hanya gambaran umum saja. Tapi, Pak Uwes mungkin paham dengan kondisi mahasiswa yang agak down dengan kondisi metode pembelajaran daring, jadi metode pembelajaran via google meet ataupun zoom jadi lebih menarik.
Pokonya banyak pengalaman yang saya dapatkan dalam mata kuliah Jurnalisme Dakwah ini. Banyak hikmah yang saya ambil dari beberapa pelajaran yang mungkin muncul secara implisit. Jurnalisme Dakwah membuat saya sedikit demi sedikit paham akan cara kerja media nasional.
Comments
Post a Comment